Saketa adalah Lawas yang dikumandangkan oleh sekelompok orang sebagai pernyataan kegirangan atau pembangkit semangat saat mengadakan permainan rakyat atau bergotong-royong membangun rumah, mengangkut kayu besar. Di tengah-tengah orang yang baSaketa, biasanya muncul salah seorang yang mengumandngkan Lawas Saketa yang kemudian disambut serempak oleh anggota kelompok/rombongan dengan suara “ho… bam… baho… bam….” dan seterusnya. Suara-suara pemberi semangat ini disebut dengan Gero/Bagero. Lawas Saketa yang di rangkaikan dengan Gero dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan berat, Barapan Kebo (karapan Kerbau), permainan rakyat Barampok/Barempuk (tinju ala Sumbawa). Saketa dan Bagero digunakan juga untuk upacara mengiring pengantin (Iring Pangantan) dari rumah pihak laki-laki ke rumah calon pengantin wanita. Adapun Lawas yang disampaikan saat itu adalah:
Pangantan ntek Rawi Ano
Iring leng mayung satupang
Lamin no buta batempang
Tuk tak ne mayung
Jontal satetak jadi payung
Suara rombongan: “ho… bam… baho… bam….”
(Pengantin berangkat sore hari—diiringi serombongan kijang—kalau tidak buta ya pincang—tuk tak wahai kijang—lontar sepotong jadi payung)
Tradisi Saketa di Sumbawa saat ini sulit ditemukan lagi. Ini disebabkan oleh karena pembangunan rumah di Sumbawa sudah tidak bergotong-royong lagi dan kalaupun ada sudah tidak lagi diadakan BaSaketa. Lawas-Lawas yang disampaikan pun biasanya adalah Lawas yang bersifat menggalang persatuan dan kebersamaan dengan penuh semangat.
Sumber: http://kemassamawimultiproduction.blogspot.com/2009/05/lawas-dalam-kehidupan-masyarakat.html
Lawas merupakan seni yang tidak terpisahkan dari setiap kegiatan adat sumbawa. Kami memiliki banyak kumpulan lawas sumbawa yang bertema nasehat, rayuan atau percintaan kunjungiKumpulan Lawas Sumbawa Kami Klik Disini.
0 comments:
Post a Comment